Growth Physicology
Samuel’s assignment
Biblical School of Theology
Bethel
Seharusnya Valent jangan
membiarkan debar ini menjajah hatinya. Seharusnya Valent jangan membiarkan
celah itu terbuka, meloloskan Rafky masuk ke dalam hidupnya.
Seharusnya…………………
Tapi kehidupan merupakan dermaga.
Tak pernah bisa memilih kapal yang mana yang seharusnya berlabuh. Selalu datang kejutan yang tidak diundang dan
bermuatan berpeti-peti kata ternyata.
Dan kita hanya bisa rela menerimanya, karena kapal itu sudah terlanjur merapat
melepaskan jangkarnya.
Sama seperti Valent tidak bisa
memilih dilahirkan sebagai anak tunggal. Ketika ia berusia dua tahun, ayahnya
meninggal karena kecelakaan. Mobilnya hancur ditabrak truk dalam perjalanan
pulang dari luar kota. Setelah peristiwa itu ibunya tak pernah menikah lagi.
Menyimpan cintanya terkunci di lubuk hatinya. Seorang diri merawat dan
membesarkan Valent. Bukankah cinta seorang ibu adalah hujan tanpa jeda?
Ia lupa, anaknya seorang
laki-laki. Memiliki dunia yang jungkir balik dengan dunia perempuan. Anak
laki-laki tak cukup hanya dibelai, dipeluk, disusui. Hanya hingga usia enam
tahun anak laki-laki bisa didominasi dan dimiliki ibunya. Selebihnya, ia
menjadi anak alam yang berlari-larian mencari kebebasan dan jati diri.
Melewati usia kanak-kanak, Valent
terkejut melihat perkembangan fisiknya. Tumbuh berubah. Wajahnya berubah.
Bahkan suaranya. Ia seperti tidak mengenali tubuhnya sendiri yang selama
bertahun-tahun sebelumnya hidup dalam Valent cilik. Ia seperti terkurung dalam
tubuh seorang lelaki dewasa.
Dan bukan ibu yang seharusnya
mendampingi anak laki-lakinya menghadapi usia puber.
Banyak pertanyaan yang terkebiri
di ujung mulut Valent. Mengapa di suatu malam ia terbangun dan mendapati celana
dalamnya basah? Mengapa alat kelaminnya selalu mengeras di pagi hari? Mengapa
suaranya berubah berat? Mengapa tonjolan di lehernya semakin membesar? Mengapa
tubuhnya mulai ditumbuhi bulu-bulu?
Mengapa…………
Pertanyaan itu berkejar-kejaran
di benak Valent. Tapi tak pernah mencapai garis finis. Ia terkucil dalam
dunianya yang asing. Memasuki jalan berliku tanpa rambu.
Valent tak pernah merasakan
kehangatan seorang ayah. Ia setiap hari mempertanyakan senyaman apakah belaian
dan pelukan ayah kepada anaknya. Ia merejam dalam kebisuan, kepada setiap
lelaki dewasa yang lewat di hadapannya.
Aku ingin menggandeng tanganmu,
di saat aku ragu……
aku ingin lari ke dalam dekapannu,
di saat aku takut……
aku ingin membaca peristiwa,
di antara helai rambutmu yang memutih……
aku ingin memahami hidup,
di setiap kerut wajahmu……
namun hanya foto using ayahnya
yang hanya bisa diratapi Valent. Ia tak pernah merasakan wujud kehadiran
seorang ayah yang bisa disentuh dan dipeluk. Hanya selembar foto. Selembar
kertas tak bergerak.
Valent tak bisa menyaksikan
ayahnya beranjak tua disampingnya. Valent tak memiliki figur lelaki matang
untuk dijadikan panutan.
Banyak yang ingin ia pahami.
Banyak yang ingin ia ketahui. Tapi foto itu semakin pudar dimakan rayap waktu.
Luntur akibat percikan air mata Valent. Tak akan pernah ada seorang ayah yang
mendampinginya dalam kesedihan maupun kebahagiaan.
Hari-hari Valent merupakan gurun
tandus dan gersang. Apalagi ia pun tak memiliki kakak lelaki yan mengajaknya
bermain. Yang menjaganya jika ia diganggu anak yang lebih besar.
Kerinduan itu berbatu-batu
didasar hatinya. Valent merindukan kehangatan seorang lelaki dalam hidupnya. Ia
menantikan, tapi tak berani mencari. Ia menyembunyikan rapat-rapat di relung
hatinya yang terdalam. Belasan tahun. Ia berjuang membunuhnya, tapi ternyata
getar tak pernah mati. Tersingkirkan sesaat seperti kaktus di dalam pot namun
justru berbunga dengan indah di atas tanah kering.
Kehidupan
memang tidak pernah telepas dari pada sebuah masalah, ada yang non kompleks
sampai pada yang kompleks. Memahami alur cerita pada garis besar novel yang
terurai di atas menjadikan pelajaran yang amat sangat berharga bagi para orang
tua atau pun para calon orang tua agar kelak ketika dipercayakan memiliki
keturunan dapat memberikan yang terbaik dalam pengasuhan anak-anak serta mendidik
orang muda dalam pengendalian diri yang teoptimalkan. Jadikan anak-anak suatu
harta yang tidak ternilai agar kelak dapat menjadi kebanggaan bagi tiap orang
tua. Saya sebagai pembaca turut larut dalam kesedihan dan penderitaan yang
tokoh alami, saya mengerti akan keadaan yang serba ia tidak pernah minta. Saya
mencoba memposisikan sebagai tokoh yang mengalami penderitaan tersebut dan pada
akhirnya saya pun lebur dalam khayalan penderitaan. Saya berharap dengan
demikian dapat menjadi suatu pelajaran yang terus dapat menjadi pengajaran
dalam hidup kita.
Dalam banyak kasus yang terjadi di sekitar
masyarakat luas pada umumya kita dapat menemukan kasus klasik yang tidak asing
bagi kita namun pada dasarnya ada banyak sebab yang melatarbelakangi
kasus-kasus tesebut. Di lihat pada kasus yang terjadi pada kehidupan tokoh yang
mana tidak pernah terjadi pada seseorang usia belia tetapi perlu diketahui
bahwa sesuatu yang terjadi merupakan pilihan dari pada seorang yang akan
menjalaninya. Lanjutan kisah drama yang ada memang sebenarnya tidaklah mutlak dapat
terjadi namun dapat diterka suatu kebenarannya, yang terpenting dalam sebuah
bacaan bukanlah benar atau tidaknya kejadian yang pernah terjadi akan tetapi
makna dari bacaan tersebut serta nilai relevan yang dapat menjadikan pandangan
hidup sekarang dan kemudian hari.
No comments:
Post a Comment