Monday, July 9, 2012






 Growth Physicology
Samuel’s assignment
Biblical School of Theology Bethel 

Seharusnya Valent jangan membiarkan debar ini menjajah hatinya. Seharusnya Valent jangan membiarkan celah itu terbuka, meloloskan Rafky masuk ke dalam hidupnya.
Seharusnya…………………
Tapi kehidupan merupakan dermaga. Tak pernah bisa memilih kapal yang mana yang seharusnya berlabuh. Selalu datang kejutan yang tidak diundang dan bermuatan berpeti-peti kata ternyata. Dan kita hanya bisa rela menerimanya, karena kapal itu sudah terlanjur merapat melepaskan jangkarnya.
Sama seperti Valent tidak bisa memilih dilahirkan sebagai anak tunggal. Ketika ia berusia dua tahun, ayahnya meninggal karena kecelakaan. Mobilnya hancur ditabrak truk dalam perjalanan pulang dari luar kota. Setelah peristiwa itu ibunya tak pernah menikah lagi. Menyimpan cintanya terkunci di lubuk hatinya. Seorang diri merawat dan membesarkan Valent. Bukankah cinta seorang ibu adalah hujan tanpa jeda?
Ia lupa, anaknya seorang laki-laki. Memiliki dunia yang jungkir balik dengan dunia perempuan. Anak laki-laki tak cukup hanya dibelai, dipeluk, disusui. Hanya hingga usia enam tahun anak laki-laki bisa didominasi dan dimiliki ibunya. Selebihnya, ia menjadi anak alam yang berlari-larian mencari kebebasan dan jati diri.
Melewati usia kanak-kanak, Valent terkejut melihat perkembangan fisiknya. Tumbuh berubah. Wajahnya berubah. Bahkan suaranya. Ia seperti tidak mengenali tubuhnya sendiri yang selama bertahun-tahun sebelumnya hidup dalam Valent cilik. Ia seperti terkurung dalam tubuh seorang lelaki dewasa.
Dan bukan ibu yang seharusnya mendampingi anak laki-lakinya menghadapi usia puber.
Banyak pertanyaan yang terkebiri di ujung mulut Valent. Mengapa di suatu malam ia terbangun dan mendapati celana dalamnya basah? Mengapa alat kelaminnya selalu mengeras di pagi hari? Mengapa suaranya berubah berat? Mengapa tonjolan di lehernya semakin membesar? Mengapa tubuhnya mulai ditumbuhi bulu-bulu?
Mengapa…………
Pertanyaan itu berkejar-kejaran di benak Valent. Tapi tak pernah mencapai garis finis. Ia terkucil dalam dunianya yang asing. Memasuki jalan berliku tanpa rambu.
Valent tak pernah merasakan kehangatan seorang ayah. Ia setiap hari mempertanyakan senyaman apakah belaian dan pelukan ayah kepada anaknya. Ia merejam dalam kebisuan, kepada setiap lelaki dewasa yang lewat di hadapannya.
Aku ingin menggandeng tanganmu,
di saat aku ragu……

aku ingin lari ke dalam dekapannu,
di saat aku takut……

aku ingin membaca peristiwa,
di antara helai rambutmu yang memutih……

aku ingin memahami hidup,
di setiap kerut wajahmu……
namun hanya foto using ayahnya yang hanya bisa diratapi Valent. Ia tak pernah merasakan wujud kehadiran seorang ayah yang bisa disentuh dan dipeluk. Hanya selembar foto. Selembar kertas tak bergerak.
Valent tak bisa menyaksikan ayahnya beranjak tua disampingnya. Valent tak memiliki figur lelaki matang untuk dijadikan panutan.
Banyak yang ingin ia pahami. Banyak yang ingin ia ketahui. Tapi foto itu semakin pudar dimakan rayap waktu. Luntur akibat percikan air mata Valent. Tak akan pernah ada seorang ayah yang mendampinginya dalam kesedihan maupun kebahagiaan.
Hari-hari Valent merupakan gurun tandus dan gersang. Apalagi ia pun tak memiliki kakak lelaki yan mengajaknya bermain. Yang menjaganya jika ia diganggu anak yang lebih besar.
Kerinduan itu berbatu-batu didasar hatinya. Valent merindukan kehangatan seorang lelaki dalam hidupnya. Ia menantikan, tapi tak berani mencari. Ia menyembunyikan rapat-rapat di relung hatinya yang terdalam. Belasan tahun. Ia berjuang membunuhnya, tapi ternyata getar tak pernah mati. Tersingkirkan sesaat seperti kaktus di dalam pot namun justru berbunga dengan indah di atas tanah kering.



Kehidupan memang tidak pernah telepas dari pada sebuah masalah, ada yang non kompleks sampai pada yang kompleks. Memahami alur cerita pada garis besar novel yang terurai di atas menjadikan pelajaran yang amat sangat berharga bagi para orang tua atau pun para calon orang tua agar kelak ketika dipercayakan memiliki keturunan dapat memberikan yang terbaik dalam pengasuhan anak-anak serta mendidik orang muda dalam pengendalian diri yang teoptimalkan. Jadikan anak-anak suatu harta yang tidak ternilai agar kelak dapat menjadi kebanggaan bagi tiap orang tua. Saya sebagai pembaca turut larut dalam kesedihan dan penderitaan yang tokoh alami, saya mengerti akan keadaan yang serba ia tidak pernah minta. Saya mencoba memposisikan sebagai tokoh yang mengalami penderitaan tersebut dan pada akhirnya saya pun lebur dalam khayalan penderitaan. Saya berharap dengan demikian dapat menjadi suatu pelajaran yang terus dapat menjadi pengajaran dalam hidup kita.
Dalam banyak kasus yang terjadi di sekitar masyarakat luas pada umumya kita dapat menemukan kasus klasik yang tidak asing bagi kita namun pada dasarnya ada banyak sebab yang melatarbelakangi kasus-kasus tesebut. Di lihat pada kasus yang terjadi pada kehidupan tokoh yang mana tidak pernah terjadi pada seseorang usia belia tetapi perlu diketahui bahwa sesuatu yang terjadi merupakan pilihan dari pada seorang yang akan menjalaninya. Lanjutan kisah drama yang ada memang sebenarnya tidaklah mutlak dapat terjadi namun dapat diterka suatu kebenarannya, yang terpenting dalam sebuah bacaan bukanlah benar atau tidaknya kejadian yang pernah terjadi akan tetapi makna dari bacaan tersebut serta nilai relevan yang dapat menjadikan pandangan hidup sekarang dan kemudian hari.

No comments:

Post a Comment